Seputar Dunia Pendidikan

Monday, 13 February 2017

SAJAK-SAJAK ANJING GELADAK



AMARAH DARI BANGKAI PERADABAN

Sunaryo JW

Di dalam penjara waktu yang bisu
Aku melihat mimpi teronggok di selokan
Aku menunduk memandang bayanganku
Dan mengutuki keadaan ini.

Aku berkelana bagai kapas tua
Terbang dari satu keadaan ke lain keadaan
Tanpa tujuan!
Aku melihat pemuda-pemuda di tempat perjudian
Dan wanita-wanita yang putus asa
Menjual selangkangan di jalan-jalan.
Tapi, ini di samping rumahku
Ada wakil rakyat tertawa lebar
Menonton berita penggerebekan di lokalisasi dan perjudian
Sambil sibuk menghitung uang sogokan.

Hidup macam apa ini!
Hari-hari mengalir seperti sungai yang kotor
Orang–orang dihadapkan dengan gambar-gambar hukum
Bukan bukti-bukti hukum yang nyata!
Keadilan melayang-layang seperti bayangan
Tak bisa dijadikan pegangan.

Mobil rakyat telah dikemudikan oleh angkatan bajingan!
Orang-orang dicekoki teori-teori
Tanpa diberi ruang pendapat.
Dan kitab demokrasi
Hanya berlaku untuk golongan tertentu saja.

Udara penuh rasa dendam
Amarah tak berarah
Karena hak telah dilawan dengan kekuasaan.
.....................................................................................
Bertahun-tahun aku memandang tanpa berkedip
Kesedihan tumbuh di kalbuku.
Sistem keamanan telah diganti dengan strategi penindasan!
Keadilan telah diganti dengan keserakahan
Dan ketangguhan hukum, hanya menjadi formalitas negara:
Indonesia!
Indonesia!

Suatu malam aku berkaca pada kesepian
Amarah muncul dari bangkai peradaban.
Tapi tidak. Aku tidak takut ataupun ciut!
Aku akan menulis sajak dimana saja!
Bagi siapa saja yang terpenjara, tertindas, dan terperkosa
Aku dan sajakku adalah kawanmu
Dan kita akan melawan keadaan ini.


Padangsidimpuan, 13 Desember 2015


*Kumpulan Puisi Sajak-Sajak Anjing Geladak