Seputar Dunia Pendidikan

Wednesday, 27 December 2017

Puisi Sunaryo JW, Sumut Pos














SAJAK ORANG PUTUS ASA

Purnama telah mati
Negeri pun gelap
Hukum cacat
Pengadilan sandiwara
Lalu penguasa pencak silat
Bila rakyat menuntut hak kemerdekaan

Purnama telah mati
Negeri pun gelap
Hukum cacat
Pusaka para leluhur purbakala
Kini merupakan diri jadi serigala
Lalu memburu sukma-sukma yang lahir
Dari rahim perempuan celaka

Sia-sia,
Kami ikut menyanyikan lagu kebangsaan
Pada setiap upacara bendera dan perayaan tujuhbelasan
Kerna dari Sabang sampai Merauke
Kami masih makan bangkai tikus yang mati di selokan

Sia-sia,
Kami bernyanyi Indonesia Raya.

Padangsidimpuan, Maret 2016

--------------------------------------------
Puisi Sunaryo JW (Sumut Pos, 2017)
--------------------------------------------

Media Online Tabagsel



Tentang PantauNews.com

PANTAUNEWS.COM digagas sekelompok wartawan, seniman,  aktivis, dan kalangan intelektual yang meyakini bahwa informasi adalah pengetahuan dan pengetahuan adalah aset penting bagi siapa saja. Tidak semua orang punya akses yang bagus terhadap sumber informasi, sehingga hak mendapatkan informasi acap tidak terpenuhi. Sebab itu, kami merasa perlu mendirikan sebuah media yang memperjuangkan hak-hak sipil dalam memperoleh informasi yang benar.

Digagas pada tahun 2016 oleh Budi Hutasuhut, mantan wartawan Harian Umum Lampung Post dengan jabatan terakhir Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan PT Masa Kini Mandiri (penerbit Lampung Post) yang juga anak perusahaan Grup Media Indonesia. Budi Hutasuhut juga pendiri Tabloid Faktual, dan mantan Redaktur Pelaksana Harian Koran Lampung serta Harian Ekspress, terakhir bekerja sebagai konsultan pencitraan publik di sejumlah lembaga milik pemerintah dan swasta dan melakukan pendampingan bagi para calon kepala daerah di Indonesia. 

Gagasan ini ditangkap sekelompok wartawan, seniman, aktvis, dan akademisi yang melihat adanya kebutuhan untuk membangun website sebagai media massa elektronik yang menjunjung tinggi asas-asas kebenaran, didasari fakta-fakta serta berbagai sumber data yang relevan bagi pembaca. Bersama rekan-rekan, mereka merekrut tim penulis dan desainer grafis untuk menciptakan konten berkualitas bagi masyarakat yang ingin tahu lebih dalam tentang berbagai isu di lingkungannya.

Media PANTAUNEWS.COM merekrut para penulis dari perguruan tinggi untuk menjadi wartawan berkualitas. 

Fokus kami adalah pada produksi penulisan berita yang mendalam (InDepth). Kami tidak memaksa penulis untuk menulis berita multiple setiap hari, namun mereka fokus untuk membuat artikel berkualitas yang bernarasumber jelas, terverifikasi dan seimbang sehingga pembaca dapat mempercayai pesan kami dengan jelas.

VISI DAN MISI

Di PANTAUNEWS.COM kami melihat jurnalisme membutuhkan waktu. Waktu untuk meriset, waktu untuk meverifikasi informasi dan waktu untuk menulis dengan benar agar pembaca bisa mendapatkan gambaran yang penuh tentang persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungannya.

Visi kami adalah untuk membuat konten jurnalistik yang berkualitas, baru dan edukatif. Dari sini kami berharap pembaca menerima kejernihan dan kejelasan berpikir dari tulisan yang kami persiapkan dengan waktu dan kerja keras.

Misi PantauNews.com yaitu mengajak seluruh pembaca dan netizen agar tidak menelan bulat-bulat setiap berita yang ada. Membantu menjernihkan pemikiran masyarakat untuk lebih kritis lagi dan tidak sembarangan berotodidak dalam menyikapi berita yang semakin merebak di era digital ini.
Dalam lingkup komunitas di media sosial, PantauNews.com berusaha menyeimbangkan berita dan informasi yang terus tumbuh untuk bisa didiskusikan bersama-sama berdasarkan opini dan informasi yang didasari ilmu pengetahuan.

Seiring berjalannya waktu, kami melihat jurnalisme juga perlu berubah. Oleh karena itu kami berusaha menampilkan berita yang dalam dengan sajian dan bingkisan terkini.

PROFESIONALISME

PANTAUNEWS.COM bekerja melakukan pemantauan terhadap ragam kebijakan pemerintah yang terkait dengan kepentingan publik untuk menjalankan fungsi pers sebagai kontrol sosial. Kami juga tidak menutup mata kepada pihak non-pemerintah yang tidak menghargai hak-hak publik tentang informasi. Dalam kerja-kerja memantau, mencari, dan mengumpulkan informasi untuk bahan dasar pemberitaan, kami tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan tugas jurnalistik.

Dalam bekerja, PANTAUNEWS.COM membekali seluruh stafnya dengan standard operational procedure (S.O.P) yang merupakan subtansi dari UU Pers, Kode Etik Jurnalistik, Pedoman Siber, UU ITE, UU Ketertbukaan Informasi Publik, KUHAP, dan KUHP.

PANTAUNEWS.COM hadir dengan motto "Memantau untuk Mengabarkan", karena mengabarkan bagi kami sama halnya dengan berbagi. Kami yakin, tak semua orang punya akses yang sama terhadap sumber informasi.

PANTAUNEWS.COM juga hadir dalam bentuk cetakan berupa tabloid yang disiarkan secara softcopy kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan segmentasi masyarakat pembaca yang lebih menikmati membaca di era konvergensi media saat ini melalui smartphone.
------------------------------------------------------------------------------------------ 

CONTENT
UTAMA 

Merupakan kumpulan berita-berita terbaru yang viral maupun berita secara umumnya.

RUBRIKASI :

BERITA DAERAH | POLITIK  |  HUKUM | EKONOMI | PARIWISATA | PENDIDIKAN 


OPINI

Tulisan berupa kajian atau analis berdasarkan ilmu atas sebuah fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat, yang dituis oleh tim penulis PantauNews.com maupun para akademisi, pakar, pengamat.

LITERASI

Tulisan kreatif dalam bentuk sajak, cerpen, atau esai yang ditulis sebagai penyaluran kreativitas dalam berliterasi. Content ini kami sediakan untuk program regenerasi penulis berkualitas

Situs Web:

http://www.pantaunews.com/

Tuesday, 26 December 2017

Budi Hatees


Budi P. Hatees (lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan3 Juni 1972; umur 45 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Seorang jurnalis sejak 1992 dan Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (DKL) Periode 2005-2009. Pada tahun 2016 bersama rekan-rekan seniman di Padangsidempuan, dia mendirikan media PantauNews.Com—media berita online pertama yang dikelola langsung di Kota Padangsidempuan.
Karya-karyanya (puisi, cerpen, dan esai) tersebar di media massa lokal dan nasional. Sebagian lainnya tergabung dalam buku: Ziarah Sunyi (puisi, 1995), Getar II (1996), Narasi Sunyi, Ibadah Sunyi, Perjalanan Sunyi (puisi, 1996), Graffiti Gratitud (puisi, 2001), Ketika Duka Tersenyum (cerpen, 2002), Waktu Bulan (puisi, 2002), Ini ... Sirkus Senyum (cerpen, 2002), Cermin dan Malam Ganjil (cerpen, 2002), Anak Sepasang Bintang (2003), Perempuan Bermata Lembut (cerpen, 2004) dan Pertemuan Dua Arus (puisi, 2004).
--------------
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Budi_P._Hatees
http://www.pantaunews.com/p/tentang-pantaunewscom.html

Monday, 25 December 2017

Puisi Sunaryo JW, Padang Ekspres



Puisi Sunaryo JW, (Padang Ekspres, Desember 2017)
-----------------------------------------------------------------------
KEPADA LUSI
----------------------
jangan takut Lusi!
kerna ketakutan adalah serdadu hitam yang kejam
jangan mau diancam, jangan kau mau dibantai
melewati hari-hari yang diburu bayangan
sungai warasmu musti tetap bening
bahasa anak-anakmu
musti kau lahirkan
jangan menangis Lusi,
kerna menangis akan meningkatkan
kadar kepahitan hidupmu
berhentilah berenang di sungai keruh
jangan kau mau dihasut penceramah gaib
kerna bahasa anak-anakmu
hidup di dalam kalbu.
matahari musti terbit
kala hujan lebat menerpa
atap rumah kayumu
jangan menunduk Lusi
lihatlah mimpimu
tersangkut di ranting-ranting pohon
Padangsidempuan, Maret 2016
------------------------------------------
LELAKI YANG SENDIRI
------------------------------------------
buat gadis Marancar yang terbatin.
Ibu tidur nyenyak hari ini
Anak-anak saling berkejaran
dari gunung, masuk ke sungai.
Diiringi gondang
Angin manortor
sepanjang ibu tidur.
Sambil memandang sawah
di kaki gunung Lubuk Raya
Aku teriak:
Oi, aku telah di sini
Marancar
Mencari alamat rumahmu
Aku ingin nyalam
ibu-bapakmu.
Padangsidempuan, Desember 2017
------------------------------------------------
WAJAH MAMAK
------------------------------------------------
Di pagi yang baru mekar ini
Jala duka disebar ke bumi.
Orang-orang mati
diterkam harapan masing-masing
Kesedihan teronggok
di gang-gang
gelap pinggiran kota.
Hidup bagai perempuan
hilang perawan.
Muak melihat mayat
berserak aku
menunduk menahan geram.
wajahmu terbit
di ingatan
juga di batinku
yang tidak permai.
Ma,
Kamu adalah alasanku
untuk tidak diam tertindas.
Sipirok, Mei 2017
----------------------------
SAJAK BUAT ADIK
----------------------------
Tertawalah, Dik.
Pemandangan Mandailing memang asik
kau harus mengamini itu.
Tapi aku berharap kau tak belajar ilmu
logika saat ini.
Kerna aku khawatir
Kau sadar sedang diperkosa
pelan-pelan.
Apabila nanti kau dewasa
dan kau telah paham cara mengolah keadaan
jadilah manusia yang benar.
Jangan kau ambil alih kerja petani
kerna mereka akan sakit hati.
Dik!
Mamak-Bapak sekolahkan
kau biar merdeka.
Apabila kau diajari ilmu tata warna
terimalah dengan riang gembira.
Tapi, kalau kau diajarkan ilmu
tentang bunglon dan kancil
Kau jangan diam,
kau musti berontak!
Kerna Mamak-Bapak
saat ini tak tahu apa-apa
makanya mereka tak sadar
sedang dijajah besar-besaran.
Jangan kau mau dibikin bahan
bakar menyalakan api
tungku yang menanak mamak-bapakmu.

Padangsidempuan, Desember 2017
------------------------------------------------

Thursday, 26 October 2017

Tentang Saya--Sunaryo JW




SUNARYO JW. Lahir 16 Oktober 1994, di Batang Pane II, Padang Lawas Utara, Sumatera Utara. Saat ini ia sebagai Jurnalis Pantaunews.com. Sajak-sajaknya pernah dimuat di Harian Mimbar Umum, Waspada, Sumut Pos, Padang Ekspres, Majalah SULUH, Jaganyala Media Pandawa UAD, Yogyakarta, terhimpun dalam antologi bersama penyair lain: Sekumpulan Puisi Sakkarepmu, Penyair Mbeling Indonesia (2015), Antologi Puisi Pasie Karam, Temu Penyair Nusantara pada Pekan Kebudayaan Aceh Barat (2016), Antologi Puisi MAKTA (Memo Anti Kekerasan terhadap Anak (2016), buku puisi tunggalnya berjudul Sajak-Sajak Anjing Geladak (2016).

Sunday, 26 March 2017

Motivasi



Sahabat. Disaat kamu berani menilai keegoisan orang lain, maka disaat bersamaan kamu juga musti mengingat betapa bajingannya egomu sendiri. Kerna begitulah hidup yang sebenarnya.

_Sunaryo JW_

Motivasi



Jangan pernah takut salah di depan sepuluh orang, kerna disaat itu kamu sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kebenaran di depan seribu orang.

Sunaryo JW

Monday, 13 February 2017

SAJAK-SAJAK ANJING GELADAK



AMARAH DARI BANGKAI PERADABAN

Sunaryo JW

Di dalam penjara waktu yang bisu
Aku melihat mimpi teronggok di selokan
Aku menunduk memandang bayanganku
Dan mengutuki keadaan ini.

Aku berkelana bagai kapas tua
Terbang dari satu keadaan ke lain keadaan
Tanpa tujuan!
Aku melihat pemuda-pemuda di tempat perjudian
Dan wanita-wanita yang putus asa
Menjual selangkangan di jalan-jalan.
Tapi, ini di samping rumahku
Ada wakil rakyat tertawa lebar
Menonton berita penggerebekan di lokalisasi dan perjudian
Sambil sibuk menghitung uang sogokan.

Hidup macam apa ini!
Hari-hari mengalir seperti sungai yang kotor
Orang–orang dihadapkan dengan gambar-gambar hukum
Bukan bukti-bukti hukum yang nyata!
Keadilan melayang-layang seperti bayangan
Tak bisa dijadikan pegangan.

Mobil rakyat telah dikemudikan oleh angkatan bajingan!
Orang-orang dicekoki teori-teori
Tanpa diberi ruang pendapat.
Dan kitab demokrasi
Hanya berlaku untuk golongan tertentu saja.

Udara penuh rasa dendam
Amarah tak berarah
Karena hak telah dilawan dengan kekuasaan.
.....................................................................................
Bertahun-tahun aku memandang tanpa berkedip
Kesedihan tumbuh di kalbuku.
Sistem keamanan telah diganti dengan strategi penindasan!
Keadilan telah diganti dengan keserakahan
Dan ketangguhan hukum, hanya menjadi formalitas negara:
Indonesia!
Indonesia!

Suatu malam aku berkaca pada kesepian
Amarah muncul dari bangkai peradaban.
Tapi tidak. Aku tidak takut ataupun ciut!
Aku akan menulis sajak dimana saja!
Bagi siapa saja yang terpenjara, tertindas, dan terperkosa
Aku dan sajakku adalah kawanmu
Dan kita akan melawan keadaan ini.


Padangsidimpuan, 13 Desember 2015


*Kumpulan Puisi Sajak-Sajak Anjing Geladak

Thursday, 19 January 2017

Puisi



SAJAK ANJING GELADAK

Sunaryo JW

150 juta anjing geladak
Mengendusi mimpi yang teronggok bagai sampah
Angin gemuruh memecuti tubuhnya yang telanjang
Dan menerbangkan harapan jauh ke pucuk senja

Anjing-anjing geladak
Menggonggong sepanjang pagi dan petang
Bukan ingin merampok, atau meminta jabatan!
Tapi kenapa kau todongkan senjata
Dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan
Seharusnya suara itu tak bisa dibungkam!
Karena mengandung pendapat, dan evaluasi pemerintahan.

Apabila pendapat ditolak
Apabila hakim, politisi, polisi, dan tentara
Tak mau dikritik kinerjanya
Maka suara-suara itu akan terus memburu
Akan menggema di cakrawalamu!

150 juta anjing geladak
Mengasah kuku dan taring di aspal jalan
Dan wajah-wajahmu telah melekat di ingatan mereka
Bila suara-suara itu kau bungkam paksa
Bila suara-suara itu terus kau penjara
Maka mereka tak akan berhenti mengintaimu
Di bawah matahari
Di bawah purnama
Anjing-anjing geladak akan mengutuki keberadaanmu!

Dengan menulis sajak ini
Aku menyatakan: bahwa aku anjing geladak!
Yang akan menikammu.
Dan aku tulis sajak ini
Kala hakim, politisi, polisi, dan tentara
Tidak lagi berorientasi pada keamanan
Dan telah berani menjarah kedaulatan hidup rakyat
Di Indonesia!


Padangsidimpuan, 12 Januari 2016