Seputar Dunia Pendidikan

Sunday, 27 January 2019

Rusaknya Pola Pikir Orang-Orang Berpendidikan


gambar : google

“Kejahatan yang sebenarnya adalah melarang mahasiswa mengkritisi ketidakwajaran yang terjadi dalam kampusnya sendiri”.

Menghalangi mahasiswa melakukan hal yang seharusnya dilakukan (mengkritisi ketidakwajaran) menurut saya penyimpangan paling fatal yang dilakukan kalangan dosen. Apa sebenarnya yang mereka takutkan dari kritik?!

Tak ada yang berkurang sebenarnya setelah mendapat kritikan, malah seharusnya dari kritik tersebut mereka bisa mengubah hal-hal yang memang tak pantas dilakukan oleh seorang tenaga pendidik. Tapi nyatanya masih banyak dosen tidak terima ketika dikritik kesalahannya, lucunya lagi kadang ada dosen justru mengintimidasi mahasiswa yang mengkritik tersebut.

Di zaman kuliah dulu, saya sering menyaksikan adik-adik mahasiswa diberi nilai buruk, bahkan sampai dibenci dosen-dosen ketika ikut mengkritisi kebijakan kampus. Saya juga mengalami, tapi sudah kebal diperlakukan seperti itu. Dan satu hal yang ingin saya sampaikan, sebenarnya disaat itu saya merasa bersalah pada adik-adik mahasiswa karena mengajak mereka melawan ketidakwajaran yang terjadi di rumah kami sendiri.

Alangkah lucunya dunia pendidikan tinggi saat ini, hal yang salah malah matimatian dibela dan dilindungi, sementara hal yang seharusnya dilakukan malah dimatikan dengan dalih menjaga nama baik perguruan tinggi.

Menanam Benih Dendam

Saya kira ada hal yang luput dari ingatan banyak dosen, yakni benih dendam. Ya, benih dendam amat berbahaya jika ditanam dan disiram hingga subur di hati para mahasiswa, apalagi sampai bertahun-tahun lamanya.

Dendam jelas perasaan tidak terima karena orang merasa diperlakukan tidak adil. Dendam menjadi dasar untuk melakukan tindakan balasan, yakni kekerasan. Disini berlaku hukum yang sama, kekerasan akan terus melahirkan kekerasan dan penderitaan, sampai kekerasan itu diputus. (Wattimena, 2016: 20)

Saya khawatir misalnya benih dendam itu ditanam di hati mahasiswa pendidikan guru, ia nanti akan menjadi guru yang membalas perlakuan dosen di masa lalu pada peserta didiknya. Atau, menanam benih dendam di hati mahasiswa yang berbakat menjadi poitisi, ia nanti akan menjadi politisi dan menghalkan perilaku tidak wajar yang ia dapatkan semasa kuliah.

Entah jadi apa Indonesia ke depan jika dunia pendidikan terus melahirkan manusia-manusia cacat pola pikir seperti itu.

Tapi mungkin selama ini hanya mahasiswa yang dijadikan sasaran utama atas kemunduran dunia pendidikan Indonesia. Misalnya ada mahasiswa melakukan hal di luar batas, pasti orang-orang ramai menghakimi mahasiswa, tapi kenapa pada dosen tidak?

Padahal tak semua dosen di kampus-kampus punya nalar lurus, mereka juga banyak yang terjerumus dalam perbuatan yang seolaholah benar, padahal salah besar—misalnya mengolah mahasiswa, mengintimidasi mahasiswa, bahkan ada yang sempat melecehkan mahasiswa. Tapi kenapa jarang ada pembahasan lebih lanjut misalnya ada dosen melakukan kesalahan?!

Saya ceritakan hal kecil yang saya alami ketika zaman kuliah dulu, sudah jelas ada dosen melakukan pembajakan mahasiswa baru tapi masih dilindungi oleh petinggi kampus, dan pihak kampus bersama dosen tersebut malah menjadikan mahasiswa sebagai tumbalnya.

Atau seperti kasus dosen yang melempar mahasiswi dengan draf disertasinya sendiri di Riau, hingga mahasiswi tersebut melaporkan masalah yang terjadi ke pihak berwajib. Ada memang pembahasan, tapi hanya sebentar dan tak membuat dosen memiliki predikat buruk, atau tak bermoral, beda hal dengan mahasiswa ketika mengkritisi suatu ketidakwajaran.

Mahasiswa ketika mengkritik suatu ketidakwajaran akan langsung dicap tak bermoral, tak bertika oleh kalangan dosen, termasuk juga cap dari masyarakat luar. Contohnya, ketika mahasiswa melakukan demonstrasi akan langsung dicap “pasukan nasi bungkus”, daripada demo mending belajar yang benar, mahasiswa zaman sekarang moralnya buruk dan banyak lagi penilaian-penilaian miring lainnya. Saya heran melihat keadaan ini, kenapa mereka gampang menilai apa yang mereka sendiri tidak tahu.

Apa mereka tahu masalah apa yang terjadi di lembaga pendidikan, yang membuat mahasiswa melakukan hal di luar kendali? Apa mereka tahu kelakuan dosen pada mahasiswa hingga mahasiswa melakukan perlawanan? Apa mereka tahu kalau di lembaga pendidikan ada dosen berotak berantakan? Apa mereka tahu nasib dosen-dosen profesional akibat perilaku dosen tak professional itu?

Mereka tahu pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan adalah hal sepele, atau sangat umum dan semua orang tahu, tapi yang saya sayangkan adalah kenapa mereka tak juga mengubah pola pikir ketika mengkaji masalah yang terjadi saat ini. Menurut saya, perilaku semacam itu menandakan bahwa saat ini banyak pola pikir orang-orang berpendidikan mengalami gangguan.

Jadi, misalnya ada seorang dosen matimatian menghalangi mahasiswa bersikap kritis terhadap sesuatu yang tidak wajar, perlu Anda tanya apakah saat dosen tersebut melamar pekerjaan di kampus Anda dulu dalam keadaan waras atau sedang mengalami gangguan jiwa.

Jadi Dosen Untuk Apa?!

Banyak orang berambisi kuliah S2 biar bisa jadi dosen, untuk apa?! Biar bisa pamer ke kawan-kawan karena jadi dosen, biar merasa jadi dewa dan selalu ingin dihormati mahasiswa, atau memang benarbenar ingin memperbaiki pola pikir generasi muda dan memajukan dunia pendidikan Indonesia?

Atau malah ada yang termotivasi jadi dosen agar bisa membalas perlakuan dosen selama kuliah dulu sambil bersabda: “Ini mendidik mental kalian, seperti kami dididik dosen dulu waktu kuliah!”

Itu sabda sampah yang sering saya dengar dari kalangan dosen ketika ada mahasiswa mengeluh atas perlakuan dosen pada dirinya. Banyak dosen bersabda seperti itu agar terhindar dari kritik, atau untuk sekadar mencari muka pada petinggi perguruan tinggi agar terlihat bahwa ia adalah seorang dosen profesional.

Di Indonesia ini banyak sekali dosen yang gemar melakukan pseudo agar terlihat seolaholah intelek, bermoral, beretika, dan profesional. Padahal pseudo berbahaya jika dilakukan kalangan dosen, karena bisa menyebabkan kerusakan pada pola pikir generasi muda ke depannya.

Saya khawatir mereka akan menganggap benar segala hal yang dilakukan para dosen meskipun perbuatan itu salah dan merugikan banyak pihak. Mari berpikir!* || sunaryo jw

2 comments:

  1. "JUDI POKER | TOGEL ONLINE | TEMBAK IKAN | CASINO | JUDI BOLA | SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWW.DEWALOTTO.CLUB
    DAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> di add WA : +855 69312579 "

    ReplyDelete
  2. Lucky Club Live Casino | Casino Site
    ‎Contact us · ‎Sign In · ‎Sign In · ‎Promotions · ‎Login to get luckyclub.live the latest info · ‎Sign Up · ‎Login to get the latest info

    ReplyDelete