Rusaknya Pola Pikir Orang-Orang Berpendidikan
![]() |
gambar : google |
“Kejahatan yang
sebenarnya adalah melarang mahasiswa mengkritisi ketidakwajaran yang terjadi
dalam kampusnya sendiri”.
Menghalangi
mahasiswa melakukan hal yang seharusnya dilakukan (mengkritisi ketidakwajaran)
menurut saya penyimpangan paling fatal yang dilakukan kalangan dosen. Apa
sebenarnya yang mereka takutkan dari kritik?!
Tak
ada yang berkurang sebenarnya setelah mendapat kritikan, malah seharusnya dari
kritik tersebut mereka bisa mengubah hal-hal yang memang tak pantas dilakukan
oleh seorang tenaga pendidik. Tapi nyatanya masih banyak dosen tidak terima
ketika dikritik kesalahannya, lucunya lagi kadang ada dosen justru mengintimidasi
mahasiswa yang mengkritik tersebut.
Di
zaman kuliah dulu, saya sering menyaksikan adik-adik mahasiswa diberi nilai
buruk, bahkan sampai dibenci dosen-dosen ketika ikut mengkritisi kebijakan
kampus. Saya juga mengalami, tapi sudah kebal diperlakukan seperti itu. Dan
satu hal yang ingin saya sampaikan, sebenarnya disaat itu saya merasa bersalah
pada adik-adik mahasiswa karena mengajak mereka melawan ketidakwajaran yang
terjadi di rumah kami sendiri.
Alangkah
lucunya dunia pendidikan tinggi saat ini, hal yang salah malah matimatian
dibela dan dilindungi, sementara hal yang seharusnya dilakukan malah dimatikan
dengan dalih menjaga nama baik perguruan tinggi.
Menanam Benih
Dendam
Saya
kira ada hal yang luput dari ingatan banyak dosen, yakni benih dendam. Ya, benih
dendam amat berbahaya jika ditanam dan disiram hingga subur di hati para
mahasiswa, apalagi sampai bertahun-tahun lamanya.
Dendam jelas perasaan tidak terima
karena orang merasa diperlakukan tidak adil. Dendam menjadi dasar untuk
melakukan tindakan balasan, yakni kekerasan. Disini berlaku hukum yang sama,
kekerasan akan terus melahirkan kekerasan dan penderitaan, sampai kekerasan itu
diputus. (Wattimena, 2016: 20)
Saya
khawatir misalnya benih dendam itu ditanam di hati mahasiswa pendidikan guru,
ia nanti akan menjadi guru yang membalas perlakuan dosen di masa lalu pada
peserta didiknya. Atau, menanam benih dendam di hati mahasiswa yang berbakat
menjadi poitisi, ia nanti akan menjadi politisi dan menghalkan perilaku tidak
wajar yang ia dapatkan semasa kuliah.
Entah
jadi apa Indonesia ke depan jika dunia pendidikan terus melahirkan
manusia-manusia cacat pola pikir seperti itu.
Tapi
mungkin selama ini hanya mahasiswa yang dijadikan sasaran utama atas kemunduran
dunia pendidikan Indonesia. Misalnya ada mahasiswa melakukan hal di luar batas,
pasti orang-orang ramai menghakimi mahasiswa, tapi kenapa pada dosen tidak?
Padahal
tak semua dosen di kampus-kampus punya nalar lurus, mereka juga banyak yang
terjerumus dalam perbuatan yang seolaholah benar, padahal salah besar—misalnya
mengolah mahasiswa, mengintimidasi mahasiswa, bahkan ada yang sempat melecehkan
mahasiswa. Tapi kenapa jarang ada pembahasan lebih lanjut misalnya ada dosen
melakukan kesalahan?!
Saya
ceritakan hal kecil yang saya alami ketika zaman kuliah dulu, sudah jelas ada dosen
melakukan pembajakan mahasiswa baru tapi masih dilindungi oleh petinggi kampus,
dan pihak kampus bersama dosen tersebut malah menjadikan mahasiswa sebagai
tumbalnya.
Atau seperti kasus dosen yang melempar
mahasiswi dengan draf disertasinya sendiri di Riau, hingga mahasiswi tersebut melaporkan
masalah yang terjadi ke pihak berwajib. Ada memang pembahasan, tapi hanya
sebentar dan tak membuat dosen memiliki predikat buruk, atau tak bermoral, beda
hal dengan mahasiswa ketika mengkritisi suatu ketidakwajaran.
Mahasiswa ketika mengkritik suatu
ketidakwajaran akan langsung dicap tak bermoral, tak bertika oleh kalangan
dosen, termasuk juga cap dari masyarakat luar. Contohnya, ketika mahasiswa
melakukan demonstrasi akan langsung dicap “pasukan nasi bungkus”, daripada demo
mending belajar yang benar, mahasiswa zaman sekarang moralnya buruk dan banyak
lagi penilaian-penilaian miring lainnya. Saya heran melihat keadaan ini, kenapa
mereka gampang menilai apa yang mereka sendiri tidak tahu.
Apa mereka tahu masalah apa yang terjadi
di lembaga pendidikan, yang membuat mahasiswa melakukan hal di luar kendali?
Apa mereka tahu kelakuan dosen pada mahasiswa hingga mahasiswa melakukan
perlawanan? Apa mereka tahu kalau di lembaga pendidikan ada dosen berotak berantakan?
Apa mereka tahu nasib dosen-dosen profesional akibat perilaku dosen tak professional
itu?
Mereka tahu pertanyaan-pertanyaan yang
saya ajukan adalah hal sepele, atau sangat umum dan semua orang tahu, tapi yang
saya sayangkan adalah kenapa mereka tak juga mengubah pola pikir ketika
mengkaji masalah yang terjadi saat ini. Menurut saya, perilaku semacam itu
menandakan bahwa saat ini banyak pola pikir orang-orang berpendidikan mengalami
gangguan.
Jadi, misalnya ada seorang dosen
matimatian menghalangi mahasiswa bersikap kritis terhadap sesuatu yang tidak
wajar, perlu Anda tanya apakah saat dosen tersebut melamar pekerjaan di kampus
Anda dulu dalam keadaan waras atau sedang mengalami gangguan jiwa.
Jadi Dosen Untuk
Apa?!
Banyak
orang berambisi kuliah S2 biar bisa jadi dosen, untuk apa?! Biar bisa pamer ke
kawan-kawan karena jadi dosen, biar merasa jadi dewa dan selalu ingin dihormati
mahasiswa, atau memang benarbenar ingin memperbaiki pola pikir generasi muda
dan memajukan dunia pendidikan Indonesia?
Atau
malah ada yang termotivasi jadi dosen agar bisa membalas perlakuan dosen selama
kuliah dulu sambil bersabda: “Ini mendidik mental kalian, seperti kami dididik
dosen dulu waktu kuliah!”
Itu
sabda sampah yang sering saya dengar dari kalangan dosen ketika ada mahasiswa
mengeluh atas perlakuan dosen pada dirinya. Banyak dosen bersabda seperti itu
agar terhindar dari kritik, atau untuk sekadar mencari muka pada petinggi
perguruan tinggi agar terlihat bahwa ia adalah seorang dosen profesional.
Di
Indonesia ini banyak sekali dosen yang gemar melakukan pseudo agar terlihat
seolaholah intelek, bermoral, beretika, dan profesional. Padahal pseudo
berbahaya jika dilakukan kalangan dosen, karena bisa menyebabkan kerusakan pada
pola pikir generasi muda ke depannya.
Saya khawatir mereka akan menganggap
benar segala hal yang dilakukan para dosen meskipun perbuatan itu salah dan
merugikan banyak pihak. Mari
berpikir!* || sunaryo jw
"JUDI POKER | TOGEL ONLINE | TEMBAK IKAN | CASINO | JUDI BOLA | SEMUA LENGKAP HANYA DI : WWW.DEWALOTTO.CLUB
ReplyDeleteDAFTAR DAN BERMAIN BERSAMA 1 ID BISA MAIN SEMUA GAMES YUKK>> di add WA : +855 69312579 "
Lucky Club Live Casino | Casino Site
ReplyDeleteContact us · Sign In · Sign In · Promotions · Login to get luckyclub.live the latest info · Sign Up · Login to get the latest info